Sintesis Nanopartikel Maghemite (γ-Fe2O3)
secara Elektrokimia dengan prekursor Fe(NO3)3.9H2O
dalam Etanol
Oleh
: Erica Marista Rosida
Email:ericamarista23@gmail.com
Ditinjau dari
ukuran partikelnya yang kecil dan sifat kemagnetannya menjadikan nanopartikel maghemite
(γ-Fe2O3) sebagai partikel
yang banyak dimanfaatkan pada berbagai aplikasi. Berbagai metode sintesis nanopartikel maghemite
telah banyak dikembangkan untuk memperoleh metode yang efektif dan efisien.
Salah satu metode sintesis nanopartikel maghemite yang sederhana adalah dengan
metode elektrokimia. Sintesis nanopartikel maghemite secara elektrokimia akan dilakukan dengan menggunakan
variasi konsentrasi elektrolit. Tujuan penelitian adalah mensintesis nanopartikel maghemite dengan prekusor Fe(NO3)3.9H2O
dalam etanol dan mengetahui karakteristiknya.
Sintesis nanopartikel maghemite (γ-Fe2O3) secara elektrokimia dilakukan dengan menggunakan elektrolit Fe(NO3)3
.9H2O dalam etanol, elektrode karbon dan tegangan 40 V. Variabel yang
divariasikan adalah konsentrasi elektrolit Fe(NO3)3.9H2O dalam etanol. Pada penelitian ini elektrolisis dilakukan selama 3
jam. Partikel
maghemite (γ-Fe2O3) akan terbentuk
pada permukaan katoda berupa serbuk coklat. Maghemite
(γ-Fe2O3) yang terbentuk dikarakterisasi dengan XRD (X-Ray Diffraction), FTIR(Fourier Transform Infra Red), SEM (Scanning Electron Microscopy), VSM (Vibrating Sample Magnetometry). Karakterisasi
dilakukan untuk mengetahui ukuran, morfologi, sifat kemagnetan dan ukuran luas
permukaan dari partikel.
Berdasarkan hasil
sintesis dan karakterisasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
nanopartikel maghemite dapat disintesis secara elektrokimia dengan prekusor
Fe(NO3)3.9H2O dalam etanol dan dihasilkan
maghemite dengan diameter 3-6nm dan bersifat ferromagnetik.
Kata Kunci : maghemite, nanopartikel, elektrokimia
Kata Kunci : maghemite, nanopartikel, elektrokimia
Pendahuluan
Beberapa
tahun belakangan, penelitian dibidang sintesis dan aplikasi nanopartikel telah
banyak dikembangkan khususnya pada nanopartikel oksida besi, termasuk maghemite
(γ-Fe2O3).
Nanopartikel
maghemite merupakan maghemite dengan ukuran
kurang dari 100 nm. Partikel maghemite dengan
ukuran nano memiliki sifat kemagntetan yang unik. Berbeda dengan sifat
kemagnetan pada ukuran bulk, maghemite dengan ukuran kurang dari 10 nm memilki
sifat kemagnetan superparamagnetik. Ditinjau dari sifat kemagnetan, dan ukuran
partikelnya yang kecil menjadikan nanopartikel maghemite sebagai partikel yang
banyak dimanfaatkan pada berbagai aplikasi.
Dalam bidang biomedis, maghemite digunakan sebagai
pengirim obat dan biosensor, hal ini karena maghemite memilki sifat biocompatibility pada tubuh. Pada
bidang industri digunakan sebagai pigmen sintetik dalam
cat keramik, media penyimpanan rekaman dan data. Semakin banyak aplikasi dari nanopartikel maghemite
maka perlu dikembangkannya suatu metode sintesis yang dapat menghasilkan
nanopartikel maghemite dengan sifat-sifat yang diinginkan.
Berbagai metode kimia telah
dikembangkan untuk mensintesis nanopartikel maghemite, diantaranya presipitasi, termolosis dan elektrokimia.
Dari beberapa metode tersebut, metode
elektrokimia merupakan metode yang sederhana, sebab metode ini mudah dikontrol
dan peralatan yang digunakan sederhana. Pada metode elektrokimia reaksi yang
terjadi adalah reaksi reduksi-oksidasi di permukaan elektrode, dimana reaksi
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti elektrode yang digunakan
(jenis, luas permukaan, jarak antar kedua elektrode), elektrolit sebagai prekursor
(jenis dan konsentrasi), beda potensial, suhu, pH dan rapat arus.
Sintesis
nanopartikel maghemite secara elektrokimia telah berhasil dilakukan oleh Park et al.(2007) dengan menggunakan larutan
FeCl3. Dari penelitian Park diperoleh kesimpulan bahwa dengan
meningkatnya rapat arus, ukuran rata-rata partikel maghemite yang dihasilkan
semakin kecil. Sintesis maghemite dengan metode elektro-oksidasi juga telah
dilakukan oleh Pascal et al. (1999).
Sintesis dilakukan menggunakan larutan tetraoktilammonium bromide yang
dilarutkan dalam DMF (N,N-dimetilformamida).
Partikel maghemite yang dihasilkan memiliki ukuran 3-8 nm bersifat amorf yang
terdeposisi di anode.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengembangkan metode sintesis maghemite secara
elektrokimia. Elektrolit yang digunakan larutan Fe(NO3)3.9H2O
dalam etanol. Etanol digunakan sebagai pelarut karena etanol merupakan
elektrolit lemah yang sulit menghantarkan arus listrik. Pembentukan partikel
berukuran nano diperlukan kondisi arus listrik yang kecil sehingga digunakan
etanol sebagai elektrolit. Selain itu, etanol dipilih sebagai pelarut untuk
menghindari pelapisan pada katode.
Hasil dan Pembahasan
Maghemite (γ-Fe2O3)
telah berhasil disintesis secara elektrokimia dengan prekusor Fe(NO3)3.9H2O
dalam etanol. Maghemite yang dihasilkan
berwarna coklat dan dapat ditarik magnet. Pada
sintesis maghemite dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi Fe(NO3)3.H2O
dalam etanol. Variabel yang dikontrol
diantaranya sumber tegangan, jenis elektroda, jarak antar elektroda dan waktu
elektrolisis. Tabel 4.1 menunjukkan hasil pengamatan selama elektrolisis.
Selama proses
elektrolisis dilakukan pengamatan terhadap perubahan larutan elektrolit Fe(NO3)3.9H2O
dalam etanol. Larutan elektolit berwarna orange jernih. Secara perlahan larutan
elektrolit berubah warna menjadi semakin gelap. Semakin tinggi konsentrasi
larutan, semakin tinggi arus yang mengalir dengan sumber tegangan yang sama.
Semakin tinggi arus yang terjadi, semakin besar pula rapat arus. Arus yang
semakin besar akan mempercepat terbentuknya partikel. Hal ini akan berdampak
pada karakterisasi produk.
Untuk
mengetahui karakterisasi produk yang dihasilkan dari sintesis nanopartikel maghemite
dengan variasi konsentrasi Fe(NO3)3.H2O
dalam etanol dilakukan beberapa analisis.
1.
Analisa
XRD (X-Ray Diffraction)
Hasil sintesis
yang dihasilkan dari sintesis kemudian dianalisa menggunakan XRD. Analisis XRD
dilakukan untuk mengetahui senyawa yang terkandung dalam sampel. Gambar 1 menunjukkan pola difraksi sinar
X dari berbagai konsentrasi. Pola difraksi tersebut kemudian dibandingkan
dengan pola difraksi standar γ-Fe2O3 (JCPDS No. Card 39-1346).
Gambar 1.1 Pola
Difraksi Sinar X Hasil Sintesis γ-Fe2O3 pada Berbagai
Konsentrasi Fe(NO3)3 dalam Etanol.
Berdasarkan
hasil analisa XRD pada kelima hasil sintesis, menunjukkan adanya kesesuaian
antara pola difraksi standart dengan hasil sintesis. Hal
ini menunjukkan bahwa senyawa maghemite (γ-Fe2O3) telah berhasil disintesis dengan metoda
elektrokimia dengan prekusor Fe(NO3)3.9H2O dalam pelarut etanol. Namun maghemite
yang dihasilkan bersifat amorf. Maghemite terdeposisi pada katoda dan reaksi-reaksi
yang kemungkinan terjadi yaitu:
Dari dua
kemungkinan reaksi yang terjadi di katoda, reaksi yang kedua diduga lebih
dominan terjadi, hal ini karena pada proses elektrolisis tidak dilakukan
aerasi. Sehingga larutan tidak mendapatkan sumber oksigen, dan reaksi petama
kemungkinan kecil untuk terjadi. Selain reaksi tersebut, reaksi yang mungkin
terjadi yaitu reaksi reduksi nitrat dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
Ion hidoksil dari hasil reduksi nitrat ini
mempunyai peranan yang penting, yakni digunakan untuk pembentukan Fe(OH)3.
Selain dari hasil reduksi nitrat, ion hidroksil juga diperoleh dari reduksi
air. Untuk reaksi yang terjadi di anode yaitu reaksi oksidasi etanol.
2. Analisa FT-IR (Fourier
Transform Infra Red)
Untuk mengetahui jenis ikatan dan gugus fungsi yang
ada pada partikel hasil sintesis perlu dilakukan analisa dengan FT-IR. Hasil
analisis FT-IR untuk sampel dengan konsentrasi Fe(NO3)3 0,05M
ditunjukkan dari Gambar 2.1
Gambar
2.1 Hasil Analisis FT-IR untuk
Sampel dengan Konsentrasi Fe(NO3)3 dalam etanol 0,05M
Berdasarkan
Gambar 2.1 dapat diidentifikasi bahwa terdapat puncak-puncak vibrasi pada
daerah 418, 55-634,58 cm, hal ini menunjukkan bahwa terdapat
ikatan gugus metal dengan oksigen yaitu Fe-O dari Fe2O3.
Puncak- puncak yang menunjukkan daerah vibrasi maghemite seperti pada Tabel 2.1.
Tabel 4.2
Puncak-puncak Vibrasi Maghemite
Puncak vibrasi juga muncul pada daerah 3000-3500 cm,
puncak tersebut mengidentifikasi adanya gugus O-H dari Fe(OH)3 yang
merupakan hasil reaksi dari Fe3+ dengan OH- dari reduksi
air. Puncak vibrasi juga muncul pada 1624,06 cm yang
merupakan daerah vibrasi dari ikatan C=O dari asam asetat (CH3COOH)
hasil oksidasi etanol. Puncak vibrasi 1361,74 cm adalah daerah
vibrasi untuk ikatan N=O dari nitrat, nitrat merupakan prekusor dari sintesis
maghemite yaitu Fe(NO3)3 yang mengalami oksidasi di
anode.
Berdasarkan analisa FT-IR tersebut dapat disimpulkan
bahwa maghemite yang terbentuk masih mengandung
pengotor. Pengotor yang terdapat dalam partikel ini diduga merupakan hasil
reaksi dari nitrat dan oksidasi etanol.
3. Analisa SEM
Pada analisis SEM dapat diketahui morfologi dan
ukuran partikel dari hasil sintesis.. Hasil analisa SEM dapat dilihat pada
Gambar 3.1. Berdasarkan hasil SEM tersebut, tampak bahwa dihasilkan partikel
dengan morfologi bola dan masih berupa agglomerasi.
Gambar 3.1 Hasil
SEM dari Hasil Sintesis dengan Konsentrasi 0,05M
4. Analisa VSM (Vibrating Sample Magnetometer)
Untuk mengetahui sifat kemagntean hasil
sintesis, perlu dilakukan analisis dengan VSM. Hasil analisis VSM berupa kurva
histeresis. Pada Gambar 4.1 menunjukkan kurva histeresis dari hasil sintesis
dengan konsentrasi 0,04 M dan 0,05M.
Gambar 4.1 Kurva Histeresis dari
Hasil Sintesis dengan Konsentrasi 0,04 M dan 0,05M
Berdasarkan
kurva histeresis pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil sintesis maghemite
memiliki sifat kemagnetan ferromagnetik. Karena pada gambar tersebut terlihat
loop histeresis dan magnetisasi remanen yang menunjukkan bahwa bahan tersebut
tidak bersifat superparamagnetik. Pada kurva a merupakan hasil sintesis dengan
konsentrasi 0,04M dan kurva b dengan konsentrasi 0,05M. dari gambar tersebut
tampak adanya perbedaan nilai medan magnet saturasi (Ms), pada
konsentrasi 0,04M Ms yang di hasilkan mencapai 18,8 emu/g, sedangkan
pada konsentrasi 0,05M menghasilkan Ms 12,6 emu/g. Semakin besar Ms
yang dicapai suatu partikel, maka partikel akan memiliki kemagnetan yang
semakin tinggi pula. Hal ini mengindikasikan bahwa konsentrasi Fe(NO3)3.9H2O
dalam etanol berpengaruh terhadap kemagnetan suatu partikel.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dijelaskan dapat disimpulkan sebagai berikut:
Berdasarkan penelitian yang telah dijelaskan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Nanopartikel maghemite (γ-Fe2O3) dapat disintesis elektrokimia dengan prekursor Fe(NO3)3.9H2O dalam etanol.
2. Maghemite dihasilkan dari sintesis prekursor Fe(NO3)3.9H2O dalam etanol menunjukkan morfologi bola dengan 3-6nm diameter rata-rata dan feromagnetik.
DAFTAR
RUJUKAN
-------. 2011. electrochemistry, (Online), (http://wikipedia.org), diakses tanggal 02 Desember 2011).
-------. 2012. Iron Oxide nanoparticle, (Online), (http://wikipedia.org), diakses tanggal 30 Juni
2012).
Amtenbrink,
M.H., Rechenberg, B., Hofman, H. (Ed). 2009. Superparamagnetic Nanoparticles for Biomedical Application, (Online),
(http://infoscience.epfl.ch/record/140537/files/Bookchapter_M%20_C%20_Tan_5.pdf),
diakses
8 November.
Bard, Allen J., Faulkner, Larry R. 2001. Electrochemical Methods Fundamentals and
Applications (second edition). (Online), (http://www.filecrop.com/61026058/index.html),
diakses
25 November 2011.
Cornel, R.M., Schwertmann, U. 2003. The Iron Oxides (2nd edition). (Online),
(http://books.google.co.id/books?id=UFdpJqTOWRAC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false
),
diakses 25 November 2011.
Hibino, M., Yao, T. 2010. γ-ferric/carbon composite synthesized by aquaous
solution method as a cathode for lithium-ion batteries. Zero energy Kyoto.(online). (http://books.google.co.id/books?id=ETD_C7jtF-EC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false), diakses 01 Juli 2012.
Marques,
R.F.C., Garcia, C., Lecante, P., Ribeiro, Noe, L., Silva, N.J.O., Amaral,
V,.Millan, A, Verelst, M.2008. Elektro-Precipitation of Fe3O4
Nanopartikel in Ethanol. Journal of
Magnetism and Magnetic Materials, 320 : 2311-2315.
Mohapatra, M., Anand, S. 2010. Synthesis and applications
of nano-structured iron oxides/hydroxides a review. International Journal of Engineering, science and Technology,
(Online), 2 (8): 127-146, (http://ijest-ng.com/vol2_no8/ijest-ng-vol2-no8-pp127-146.pdf),
diakses
13 November 2011.
Park, H.,
Ayala, P., Deshusses, M.A., Mulchandani, A., Choi, H.,
Myunga, N.V.
2007. Electrodeposition of maghemite (γ-Fe2O3) nanoparticles. Chemical
Engineering Journal, (online) 139 : 208-212, (http://erl.gist.ac.kr/mywww/publication/Electrodeposition%20of%20maghemite%20%28Fe2O3%29%20nanoparticles.pdf),
diakses 31 Juni 2012.
Pascal, C., Pascal, J.L., Favier, F. 1999. Electrochemical Synthesis for
the Control of γ-Fe2O3 Nanoparticle Size. Morphology, Microstructure,
and Magnetic Behavior. Chem. Matter. 11: 141-147.
Predoia, D.,
Andronescub, Raduc, E., Munteanuc, M.C.,
Dinischiotu. 2010. Synthesis and characterization of bio-compatible
maghemite nanoparticles. Digest Journal of Nanomaterials and
Biostructures, (online) 5(3) 779-786, (http://www.chalcogen.infim.ro/779_predoi.pdf),
diakses 31 Juni 2012.
Teja, A.S., Koh, Pei-Yoong. 2009. Synthesis
Properties And Applications Of Magnetic Iron Oxide Nanoparticles. Progress in Crystal Growth and
Characterization of Materials, (Online), 55: 22-45, (ftp://124.42.15.59/ck/201104/165/072/521/384/Synthesis,%20properties,%20and%20applications.pdf).
diakses 25 November 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar