PENGARUH
MEDIUM NaCl TERHADAP
LAJU
KOROSI TEMBAGA BERLAPIS KROMIUM
oleh Rahmatika Ayu .H.
Dalam perkembangan teknologi dan industri
penggunaan logam sebagai salah satu material sangat besar peranannya, misalnya
logam tembaga yang digunakan secara luas dalam industri peralatan listrik.
Seringkali suatu logam diberi proses khusus untuk mendapatkan sifat-sifat
tertentu yang diinginkan, misalnya electroplating
yaitu proses yang bertujuan untuk memperbaiki sifat permukaan logam. Logam
tembaga dielectroplating salah
satunya dengan kromium karena kromium memiliki kelebihan yaitu warnanya yang
cemerlang, tidak mudah terkorosi, dan tahan lama (Catur & Lagiyono, 2007).
Korosi
adalah penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya
(Trethewey & Chamberlain, 1988). Bentuk
korosi menurut Fontana (1984) meliputi: korosi merata, korosi celah, korosi erosi,
korosi sumuran, korosi regangan, korosi bakteri, korosi pelarutan selektif, korosi
galvanik, dan korosi atmosfer. Pelapisan logam atau electroplating adalah elektrodeposisi pelapis (coating) logam melekat pada elektroda untuk menjaga substrat dengan
memberikan permukaan dengan sifat dan dimensi berbeda daripada logam basisnya
tersebut (Hartomo & Kaneko, 1995: 25). Pada prinsipnya electroplating merupakan bagian dari elektrolisis. Elektrolisis
adalah suatu proses terjadinya reaksi kimia pada elektroda yang tercelup pada
larutan elektrolit ketika sumber tegangan arus searah diterapkan terhadap
elektroda itu. Dalam proses elektrolisis benda target yang dilapisi dengan logam
tertentu diberlakukan sebagai elektroda negatif (katoda) sehingga benda yang
akan dilapisis harus bersifat sebagai penghantar listrik yang baik. Komponen-komponen utama
yang ada dalam proses electroplating seperti:
1) bak electroplating; 2) power suplay
DC; 3) larutan elektrolit; 4) elektroda; 5) thermometer; dan 6) pemanas. Komponen-komponen
utama yang ada dalam proses electroplating
seperti: 1) bak electroplating;
2) power suplay DC; 3) larutan elektrolit; 4) elektroda; 5) thermometer; dan 6)
pemanas.
Electroplating
kromium adalah pelapisan suatu logam dengan menggunakan logam pelapis kromium. Proses electroplating kromium pada bak plating
ada 2 elektroda yang digunakan yaitu anoda dan katoda. Katoda merupakan tempat
logam yang akan dilapisi (logam terlapis). Katoda merupakan kutub negatif dan
merupakan tempat terjadinya reduksi.
Reaksi kimia yang terjadi di katoda menurut Hartomo & Kaneko (1995:
25) adalah sebagai berikut:
1)
Pelepasan hidrogen
2)
Pembentukan Krom (III)
3)
Pengendapan Krom
Anoda
merupakan kutub positif dan merupakan tempat terjadinya reaksi oksidasi. Reaksi
kimia yang terjadi di anoda adalah sebagai berikut:
1)
Pelepasan oksigen
2)
Oksidasi ion kromat
Penentuan
laju korosi yang terjadi dihitung berdasarkan kehilangan berat selama
pengujian. Kehilangan
berat yang terjadi adalah berat oksida yang menjadi produk karat (Alian, 2010). Laju korosi dihitung
menurut persamaan:
W =
kehilangan berat benda uji selama pengujian (gram)
A =
luas permukaan total benda (cm2)
T =
lama pengujian (jam)
D =
massa jenis benda (gram/cm3)
Proses
korosi tembaga berlapis kromium dalam medium NaCl terdiri dari dua tahap. Tahap
pertama adalah proses pengkorosian
lapisan terluar yaitu kromium sehingga menimbulkan korosi pada lapisan kromium.
Lapisan kromium ini bertindak sebagai anoda
sehingga mengalami oksidasi. Persamaan
reaksinya:
Reaksi katodik juga berlangsung dalam proses korosi. Reaksi katodik diasumsikan melalui penurunan nilai elektron valensi yang dihasilkan dari reaksi anodik sehingga oksigen tereduksi. Reaksi katodik yang terjadi adalah
Reaksi redoks keseluruhan
adalah:
Kromium(III)
hidroksida bereaksi dengan oksigen terlarut dalam air sehingga terbentuk
oksida yang berbentuk karat. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
produk
karat
Tahap
kedua adalah proses pengkorosian tembaga karena proses korosi sudah dapat
merusak lapisan kromium sehingga menimbulkan korosi pada tembaga. Logam yang bertindak
sebagai anoda
yaitu tembaga. Persamaan reaksinya:
Reaksi katodik yang terjadi adalah
Reaksi redoks keseluruhan
adalah
Tembaga(II) hidroksida bereaksi dengan oksigen
terlarut dalam air sehingga terbentuk oksida yang berbentuk karat.
produk karat
Elektroplating dalam penelitian ini dilakukan dengan memasukkan larutan elektrolit ke dalam bak elektroplating, lalu merangkai peralatan electroplating seperti pada gambar di bawah ini
Kemudian melakukan electroplating dengan rapat arus sebesar 1,89 A.cm-2 selama 10 menit. Hasil pelapisan dibilas dengan aquades lalu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Selanjutnya hasil electroplating kromium terhadap tembaga dan sebagai pembanding tembaga tanpa pelapis, ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Kemudian dikorosikan ke dalam larutan NaCl 0,01 M, 0,05 M dan 0,1 M selama 30 hari. Pengambilan data dilakukan pada hari ke-3, ke-6, ke-10, ke-15, ke-20, dan ke-30, yaitu dengan cara penimbangan pada seluruh lempengan logam secara teratur. Masing-masing lempengan logam direndam dalam wadah yang terpisah agar dapat diamati secara cermat perubahan yang terjadi pada permukaan logam seperti perubahan warna dan perkembangan korosinya.
Proses
electroplating kromium dari penelitian ini, menghasilkan
pelapisan yang halus dan merata serta berwarna abu-abu, sedangkan tembaga tanpa
pelapis kromium berwarna oranye keemasan. Laju
korosi tembaga berlapis kromium diperoleh lebih tinggi (0,0187 mmpy) daripada laju korosi
tembaga (0,0141 mmpy) untuk konsentrasi yang sama (Tabel 1-2).
Tabel 1. Laju
Korosi tembaga Berlapis Kromium dalam
Medium NaCl
Lama Perendaman
|
Laju Korosi (mmpy)
pada NaCl(aq)
|
||
0,01 M
|
0,05 M
|
0,1 M
|
|
3
hari
|
0,0122
|
0,0162
|
0,0187
|
6
hari
|
0,0087
|
0,0106
|
0,0125
|
10
hari
|
0,0064
|
0,0082
|
0,0094
|
15
hari
|
0,0049
|
0,0059
|
0,0067
|
20
hari
|
0,0041
|
0,0049
|
0,0054
|
30
hari
|
0,0029
|
0,0034
|
0,0037
|
Tabel 2. Laju
Korosi Tembaga tanpa Pelapis dalam Medium NaCl
Lama Perendaman
|
Laju Korosi (mmpy)
pada NaCl(aq)
|
||
0,01 M
|
0,05 M
|
0,1 M
|
|
3
hari
|
0,0064
|
0,0090
|
0,0141
|
6
hari
|
0,0051
|
0,0071
|
0,0109
|
10
hari
|
0,0039
|
0,0054
|
0,0085
|
15
hari
|
0,0033
|
0,0044
|
0,0064
|
20
hari
|
0,0029
|
0,0037
|
0,0054
|
30
hari
|
0,0015
|
0,0026
|
0,0037
|
Untuk melihat lebih jelas hal tersebut dapat dibuat grafik hubungan antara laju
korosi dengan lama perendaman untuk
tembaga berlapis kromium dan tanpa pelapis dalam medium NaCl 0,1 M seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Laju Korosi
Tembaga Berlapis Kromium dan Tembaga tanpa Pelapis dalam Medium
NaCl 0,1 M
Letak logam Cu dengan Cr semakin
ke ke kiri dalam deret volta. Kedudukan suatu logam tersebut dalam deret suatu logam semakin reaktif
(semakin mudah melepas elektron). Sehingga kromium yang terletak lebih kiri dan
memiliki potensial elektroda (Esel) sebesar -0,774 akan lebih mudah
mengalami oksidasi daripada tembaga yang letaknya lebih kanan dan memiliki Esel
sebesar 0,337 karena pada proses korosi reaksi yang terjadi pada logam yaitu
reaksi oksidasi. Untuk melihat pengaruh kosentrasi medium NaCl lebih jelas
dapat dibuat grafik hubungan antara laju korosi dengan konsentrasi
medium pada waktu perendaman yang sama yaitu selama 3
hari seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Laju Korosi Tembaga
Berlapis Kromium
pada Waktu Perendaman 3 Hari dengan Variasi Medium NaCl
Proses
penguraian logam menjadi ion-ionnya yang bereaksi dengan ion OH-
merupakan proses korosi. Selain itu adanya ion Cl- yang terdapat dalam medium berfungsi mempercepat
proses pembentukan oksida. Makin
besar konsentrasi ion klorida maka makin besar kemungkinan ion ini yang
teradsorpsi ke permukaan logam dan melakukan sejumlah perusakan menghasilkan
lapisan Cr2O3.nH2O dan CuO.nH2O
sebagai bentuk karat.
Laju korosi tembaga berlapis
kromium juga bisa dilihat pengaruh waktu perendaman. Semakin lama
waktu perendaman laju korosi tembaga berlapis kromium semakin menurun. Untuk
melihat lebih jelas hal tersebut dapat dibuat grafik hubungan antara laju
korosi dengan waktu perendaman pada konsentrasi medium pada yang sama yaitu 0,01 M seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Laju Korosi
Tembaga Berlapis Kromium dalam Medium NaCl 0,01 M dengan Variasi Waktu Perendaman
Lama
perendaman spesimen dalam medium NaCl juga mempengaruhi laju korosi. Pada
proses korosi terjadi reaksi katodik yang melibatkan oksigen terlarut. Pada
penelitian selama perendaman medium NaCl dibiarkan sampai waktu yang ditentukan
tanpa mengganti medium yang baru, sehingga oksigen terlarut makin lama makin
habis dan proses korosi tidak berjalan seperti pada awal perendaman. Jadi makin
lama perendaman akan menurunkan laju korosi. Sehingga laju korosi tembaga berlapis kromium dalam penelitian ini
dipengaruhi oleh kosentrasi dan lama perendaman dalam medium NaCl.
Daftar Pustaka
Alian,
H. 2010. Pengaruh Tegangan pada Proses
Elektroplating Baja dengan Pelapis Seng dan Krom terhadap Kekerasannya dan Laju
Korosinya. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) ke-9,
Palembang, 13 Oktober.
Catur,
A.D. & Lagiyono. 2007. Laju Korosi Baja yang Dilapisi Tembaga dengan Proses
Elektroplating pada Lingkungan Cair. Jurnal
Korosi, (Online), 16 (1): 19-27, (http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/162074953.pdf)
Hartomo,
A.J. & Kaneko, T. 1995. Mengenal
Pelapisan Logam (Electroplating). Yogyakarta: Offset.
Treethewey,
K.R. & Chamberlain. 1988. Korosi.
Terjemahan Alex Tri Kantjono Widodo. 1991. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar