Pengaruh Pemberian Herbal Spray Spirulina (Spirulina sp.) sebagai Antioksidan pada
Luka Tikus DM Tipe 1
Oleh: Rachmawati Dwi Agustin*
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Brawijaya
*email: rachmawatidwia@gmail.com
Oleh: Rachmawati Dwi Agustin*
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Brawijaya
*email: rachmawatidwia@gmail.com
Diabetes Melitus (DM) dalam
beberapa tahun terakhir ini jumlah penderitanya semakin meningkat, tercatat
pada tahun 1995 jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 5 juta
jiwa. Pada tahun 2005 telah mencapai 12 juta
penderita. Semakin meningkatnya penyebaran penyakit diabetes melitus ini tidak
diiringi dengan pengobatan yang bekerja secara
efektif dan efisien, maka perlu adanya penelitian
lebih lanjut untuk mengobati penyakit DM secara
efektif dan efisien dari potensi tanaman herbal
yang banyak dihasilkan di Negara Indonesia. Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang timbul akibat gangguan
metabolisme karbohidrat, gangguan ini akan menyebabkan keadaan hiperglikemia.
DM juga dapat disebabkan oleh rusaknya sel-sel β dari pulau-pulau Langerhans pada pankreas yang
berfungsi sebagai penghasil insulin. Diabetes melitus dapat diklasifikasikan
menjadi dua tipe, yaitu diabetes melitus tipe I dan diabetes melitus tipe II.
Dalam penelitian ini akan membahas penyembuhan dari penyakit DM tipe I yang merupakan
jenis diabetes
melitus yang bergantung pada
insulin, kelainan terletak pada sel β pankreas. Sel ini tidak mampu mensekresi
insulin dalam kuantitas dan kualitas yang cukup atau tidak terjadi sekresi insulin,
sehingga mengakibatkan
kekurangan insulin secara absolut.
Penderita DM yang sedang terluka akan
lebih sulit dalam proses penyembuhan lukanya akibat kadar glukosa darah yang
tinggi dapat mengganggu fungsi kekebalan tubuh dalam menghadapi masuknya
virus atau kuman serta memicu produksi Reactive Oxygen Species (ROS) yang berlebih. Sehingga
dapat memicu terjadinya peningkatan aktivitas enzim protease yang berlebih yang dapat
menyebabkan kerusakan jaringan dan tidak lagi berperan dalam penyembuhan luka untuk
membunuh bakteri pada sel yang mengalami inflamasi. Peningkatan produksi ROS dapat dilakukan dengan
menginduksi tubuh tikus sebagai hewan coba dengan MLD-STZ sehingga dapat
menghasilkan radikal nitrogen oksida (NO) dalam jumlah banyak yang akan
bereaksi dengan superoksida
membentuk peroksinitrit (ONOO-). Pembentukan
NO ini berperan dalam penghancuran sel β-pankreas yang merupakan
tempat insulin diproduksi.
Pemanfaatan Spirulina sebagai obat diabetes melitus tipe 1 (DM T1)
dikarenakan Spirulina memiliki daya potensi besar untuk mengobati luka sayatan
pada penderita diabetes, serta
dapat berpotensi menurunkan kadar glukosa darah. Hal
ini diperkuat dengan adanya kandungan
antioksidan pada ekstrak Spirulina sebanyak 76%. Spirulina juga mengandung banyak protein, asam lemak
esensial seperti γ Linoleic Acid, vitamin, mineral serta pigmen baik β-karoten
dan khlorofil α maupun fikosianin yang juga merupakan senyawa antioksidan.
Karena berpotensi dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan jumlah antioksidan
yang melimpah, maka Spirulina juga dapat memperbaiki sel β pankreas akibat pembentukan NO dan dapat bertindak sebagai scavenger ROS.
Pembuatan herbal spray Spirulina dengan cara Spirulina
(Spirulina sp.) dicuci dengan akuades
sampai bersih dan dipotong kecil-kecil dengan ukuran ± 2 cm. Kemudian dikering-anginkan selama
2-3 hari lalu dikeringkan di
dalam
oven pada suhu ≤ 450C selama 1 hari. Sebanyak 5 gram Spirulina
yang telah kering ditambahkan akuades sebanyak 100 mL, kemudian dipanaskan pada suhu
≤ 700C
hingga diperoleh volume ekstrak sebanyak 5 mL. Kemudian dilakukan penyaringan
untuk memperoleh ekstrak Spirulina. Ekstrak Spirulina yang telah disaring ditampung dalam eppendorf 1,5 mL, selanjutnya disimpan
pada suhu 40C. Konsentrasi ekstrak yang diperoleh sebesar 853,9 g/L. Pembuatan herbal spray dibuat dengan komposisi 60% ekstrak Spirulina dan 40% ringer solution jenis NaCl-Fisiologi
0,9%. Sehingga untuk 1 botol spray 60 mL dibutuhkan 36 mL ekstrak Spirulina dan
24 mL NaCl-Fisiologi 0,9% dengan konsentrasi spray sebesar 34µL dalam satu kali semprotan. Pemberian herbal spray diberikan sebanyak 6 kali
semprotan yaitu sebesar 204 µL.
Berdasarkan uraian
di atas telah dilakukan penelitian oleh Agustin, dkk (2014) bahwa pemberian
herbal spray Spirulina dapat menyembuhkan luka pada tikus dengan penyakit DM
Tipe 1. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji positif pada pengujian secara
fitokimia yang bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa antioksidan yang
terkandung di dalam ekstrak Spirulina. Pengujian secara fitokimia
memperlihatkan bahwa ekstrak Spirulina positif mengandung senyawa flavonoid,
terpenoid dan alkaloid yang merupakan ciri suatu senyawa bertindak sebagai
antioksidan. Aktivitas antioksidan pada herbal spray Spirulina
ini
mampu menangkap radikal bebas yang menyebabkan kerusakan sel beta pankreas
penyebab DM tipe 1 dengan
cara masuk ke dalam tubuh melalui luka kemudian dibawa oleh aliran darah hingga
menuju ke sel β pankreas, kandungan antioksidan dalam herbal spray Spirulina akan menambah asupan
antioksidan dalam tubuh sehingga terjadi keseimbangan antara jumlah antioksidan
dan radikal bebas dalam tubuh, maka akan terjadi penurunan kadar glukosa darah,
dengan adanya
perbaikan pada sel beta penghasil insulin, maka terjadi peningkatan jumlah
insulin di dalam tubuh yang mampu memfasilitasi masuknya glukosa darah ke dalam
sel sehingga terjadi penurunan kadar
glukosa darah dalam tubuh.
Adanya kandungan
senyawa antioksidan pada ekstrak Spirulina diperkuat dengan analisis menggunakan
metode Kromatografi Cair-Spektrometri Massa (KC-SM)/LC-MS (Liquid Chromatography-Mass
Spectrometry). Hasil analisa menunjukkan bahwa di dalam ekstrak Spirulina
terkandung senyawa flavonoid jenis kuersetin, ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar
1. Hasil analisa
Kromatografi Cair-Spektrometri Massa pada kuersetin
Berdasarkan
hasil analisa tersebut di dalam ekstrak Spirulina terdapat senyawa flavonoid
jenis kuersetin yang memiliki m/z 152 dan berperan sebagai antioksidan yang
dapat menangkap radikal bebas. Hasil analisa dengan Kromatografi
Cair-Spektrometri Massa menunjukkan bahwa pada ekstrak Spirulina terdapat peak
yang muncul pada waktu retensi menit ke-2,62 saat ditembak tepat pada
fragmen spesifik kuersetin dengan m/z 152,50-153,50 dengan luas area 786/2836
dari total area yang terionisasi. Dalam ekstrak Spirulina juga terkandung
senyawa flavonoid jenis lain yang muncul peak-nya
pada analisa ini, antara lain ketekin, EGC, GC yang juga dapat berperan sebagai
antioksidan.
Aktivitas antioksidan pada herbal spray
Spirulina yang mengandung senyawa
flavonoid jenis kuersetin berfungsi sebagai scavenger (penangkap) yang dapat membantu menurunkan
kadar radikal bebas yang tinggi di dalam pankreas akibat paparan Streptozotocin
(STZ). Reaksi scavenging (penangkapan) radikal bebas oleh
senyawa polifenol (flavonoid,
alkaloid, terpenoid) diperlihatkan pada Gambar 2.
Gambar
2. Reaksi scavenging radikal bebas (R*) oleh senyawa polifenol
Kemampuan senyawa
polifenol dalam menangkap
radikal bebas disebabkan oleh strukturnya. Pada senyawa flavonoid jenis kuersetin, adanya gugus
hidroksil pada cincin aromatis, akan mendonasikan atom H pada radikal bebas.
Radikal fenoksil flavonoid yang
terbentuk kemudian mengalami stabilisasi resonansi oleh sistem ikatan rangkap
terkonjugasi sehingga radikal tersebut bersifat kurang reaktif.
Pemberian terapi herbal spray Spirulina memberikan hasil penurunan kadar
glukosa darah dan penciutan panjang luka tikus. Hal ini dikarenakan adanya
perbaikan sel β-pankreas dan tercukupinya asupan antioksidan pada tikus terapi
sehingga terjadi penurunan kadar radikal bebas dan memperlancar aliran darah
serta asupan oksigen menuju luka yang mengalami inflamasi sehingga mempercepat
proses penyembuhan luka, ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Panjang Luka
Rata-rata Tikus Sehat, Tikus Sakit, dan Tikus Terapi
Pada penelitian yang telah dilakukan pemberian herbal
spray Spirulina pada luka tikus DM Tipe 1 efektif dalam penyembuhan luka tikus
dengan dosis sebanyak 6 kali semprotan yaitu sebesar 204 µL mampu
mengurangi panjang luka sayatan pada tikus DM T1 dari 4,28 cm menjadi 0,5 cm.
Referensi:
[1] WHO Departement of Noncommunicable Disease Surveillance
Geneva Definition, 1999, Diagnosis and
Classification of Diabetes Mellitus and its Complications, Report of a WHO
Consultation Part 1: Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.
[2] Tjokroprawiro, A., B.P Setiawan., D.
Santoso., dan G. Soegiarto., 2007, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo,
Airlangga University Press, Surabaya, hal. 33.
[3] Tandra, H., 2008, Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui
tentang DIABETES, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 66-67.
[4] Pho,
K., 2005, Diabetes Mellitus http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000305, diakses tanggal 30 Agustus 2013.
[5] Setiawan, B.
dan E. Suhartono., 2005., Stres Oksidatif dan
Peran Antioksidan pada Diabetes Melitus, Majalah
Kedokteran Indonesia Vol. 55 No.2 Pebruari 2005, hal.86-90.
[6] Bobadilla Norma A, and G. Gamba.,
2007, New Insights into the Pathophysiology
of Cyclosporine Nephrotoxicity A Role of Aldosterone. Molecular Physiology
Unit, Instituto de Investigaciones Biome’dicas, Universal Nacional Auto
nomade and Instituto Nacional de Ciencias Me’dicas y Nutricio’n, Salvador,
Mexico.
[7] Mitsumoto A., Kwi-Ryeon Kim, G. Oshima, M. Kunomoto, K. Okawa, A. Iwamatsu, and Y. Nakagawa, 2000, Nitric Oxide Inactives Glyxolase I
in Cooperation Wiyh Glutatione,
J. Biochem 128 :647-654.
[8] Belay, 2002, The Potential Application of Spirulina (Arthrospira) as a Nutritional
and Therapeutic Supplement in Health Management, The Journal
of The American Nutraceutical Association, California, Vol. 5, No. 2.
[9] Agustin, R.D., Aulanni’am, C. Mahdi, 2014, Pengaruh Pemberian Herbal Spray Berbasis Bioaktif dari Spirulina (Spirulina
sp.) terhadap Ekspresi iNOS pada Sel β-pankreas dan Aktivitas Protease pada
Luka Tikus DM Tipe 1, Kimia Student Journal Vol. 1, No.1, pp 64-70,
Universitas Brawijaya, Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar