By : Baiq Octaviana Dwi A.
Synthesis of Polythiophene Thin Films
by Simple Successive Ionic Layer Adsorption and Reaction (SILAR) Method for
Supercapasitor Application
B.H Patil, A.D.
Jagadele, C.D. Lokhande., 2012, Synthetic
Metal, 162: 1400-1405
A. Pendahuluan
Penelitian
berkaitan dengan kapasitor elektrokimia yang disebut juga dengan superkapasitor
atau ultrakapasitor terus berkembang pesat karena potensinya sebagai alat
penyimpan energy (power storage devices).
Berdasarkan mekanisme penyimpanan muatan, superkapasitor diklasifikasikan
menjadi dua yaitu electrical double layer
capacitor (EDLC) dan redox
supercapacitor. Material yang termasuk jenis redox supercapacitor adalah oksida logam dan polimer konduktor.
Berdasarkan penelitian berkaitan dengan polimer konduktor, polythiophene banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan thin film karena stabilitas yang baik
pada lingkungan dan merupakan polimer konduktor organik yang baik.
B. Metode
Sintesis polythiphene sebagai thin
film dilakukan dengan cara polimerisasi
oksidatif oleh polythiophene thin film
pada substrat stainless steel dan glass dilakukan dengan menggunakan
metode SILAR pada temperatur ruang (300 K). Thiophene
sebanyak 0.3 M dilarutkan dengan asetonitril (pH 1) dan diletakkan dalam beaker I sebagai kationik prekusor. Pada
beaker II diletakkan FeCl3 0.05
M yang telah dilarutkan dengan air suling sebagai anionik prekusor. Substrat dicelupkan pada beaker I selama 20 detik kemudian dicelupkan kembali pada beaker II selama 10 detik. Dilakukan
pengulangan hingga mencapai ketebalan yang diinginkan untuk terbentuknya polythiophene thin film (Gambar 1).
Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan X-ray
diffraction (XRD), Fourier transform
infrared (FTIR), Spectroscopy and
scanning electron microscopy (SEM). Pengukuran resistivitas elektrik dan
performa superkapasitor dari polythiphene
thin film dilakukan dengan menggunakan teknik cyclic voltammetry (CV) dan calvanostatic
charge-discharge.
Gambar
1. Skema metode SILAR
C.
Hasil dan Pembahasan
1. Pembentukan
polythiophene thin film
Reaksi
polimerisasi dari senyawa tiophene
membentuk polythiophene berlangsung
melalui beberapa tahap. Tahap pertama, ketika substrat dicelupkan kedalam
larutan thiophene terjadi adsorbsi
antara monomer thiophene dengan
substrat. Monomer tersebut bereaksi dengan FeCl3 yang bertindak
sebagai agen pengoksidasi untuk membentuk radikal kationik. Penggabungan dua
senyawa radikal akan membentuk senyawa dikation dihidrodimerik, melalui
deprotonasi senyawa tersebut akan menghasilkan dimer dari senyawa thiophene. Thiophene dalam bentuk dimernya lebih mudah dioksidasi daripada
dalam bentuk monomernya, membentuk radikal kationik oleh adanya Fe3+
melalui reaksi penggabungan antar monomer atau kationik radikal oligomerik. Mekanisme
reaksi polimerisasi thiophene sebagai
berikut :
1. Pendekatan
Stuktural
Berdasarkan
hasil karakterisasi menggunakan XRD terindikasi adanya reaksi intermolecular
π-π yang menyebabkan terjadinya penumpukan puncak dan struktur yang tidak
beraturan dengan munculnya puncak substrat stainless
steel (Gambar 2).
Gambar 2. Spektrum XRD polythiophene thin film
1. Karakterisasi
FTIR dan SEM
Karakterisasi
menggunakan FTIR terindikasi munculnya puncak OH-stretch dan CH alifatik di daerah 3399.46 cm-1 dan
2930.07 cm-1 serta ikatan C-S dengan cincin C-S-C pada daerah 490 cm-1
(Gambar 3a). Struktur morfologi dari polythiophene
thin film (Gambar 3b) menunjukkan adanya keseragaman permukaan antara
interkoneksi dari butiran nano polythiophene
dengan distribusi substrat.
Gambar 3 (a) Spektra FTIR polythiophene thin film. (b) Struktur morfologi polythiophene thin film berdasarkan SEM.
1. Pendekatan
Optik
Variasi
absorbansi optis (αt) dengan panjang gelombang foton (λ) dari polythiophene thin film (Gambar 4) menunjukkan
ketebalan elektroda tersebut sebesar 0.48
µm. Puncak absorpsi pada daerah panjang gelombang 346 nm dipengaruhi
oleh transisi π-π* dari struktur cincin thiophene.
Band gap, Eg, sebesar 2.90 eV dihitung dengan membuat garis linier pada kurva
pada saat absorpsi bernilai (α= 0).
Gambar 4. Variasi
absorbansi optis (αt) dengan panjang gelombang foton (λ) dari polythiophene thin film pada substrat glass
1. Pengukuran
resistivitas elektrik
Resistivitas elektrik
yang dihasilkan dari polythiphene thin
film yaitu 484 Ω-cm dengan koefisien suhu hambatan listrik yang bernilai
negatif menunjukkan kemampuan senyawa tersebut baik untuk menghantarkan arus
listrik (Gambar 5).
Gambar 5. Variasi resistivitas elektrik (log ρ)
dengan temperature (1000/T) dari polythiophene
thin film.
1. Pengukuran
siklus stabilitas
Pengukuran
siklus stabilitas dari polythiophene thin
film yang dilakukan dengan menggunakan teknik cyclic voltammetry pada laju scan 50 mVs-1 untuk masing-masing
siklus yaitu 3, 500, dan 1000 menunjukkan kapasitansi spesifik berkurang dengan
semakin kecilnya jumlah siklus (Gambar 5). Stabilitas siklus polythiophene thin film yang dihasilkan
sebesar 85% menunjukkan bahwa senyawa
tersebut memiliki performa kestabilan yang baik dalam aplikasinya sebagai
superkapasitor.
Gambar 6. Cyclic Voltamogram elektroda polythiophene pada putaran 3rd,
500th, 1000th dengan laju 50 mVs-1
D.
Kesimpulan
Sintesis
polythiophene thin film pada proses
polimerisasi menggunakan metode SILAR memberikan hasil yang baik dengan
penggunaan substrat glass daripada substrat stainless
steel. Karakterisasi sifat fisika-kimia dengan XRD, FTIR, SEM, teknik optik
dan elektrik memberikan hasil optikal band
gap 2.90 eV dan p-type
resistivitas yang rendah dari polythiophene
thin film. Pengukuran secara elektrokimia menunjukkan kemampuan
superkapasitif polythiophene thin film
dengan kapasitansi spesifik sebesar 252 Fg-1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar